Kamis, 13 November 2014

CERPEN - ONE LESS LONELY GIRL

Valentina Olivia Jessie Tanubrata adalah seorang gadis berusia 17 tahun. Hari-harinyaa selalu diisi dengan membaca buku baginya, satu hari tanpa membaca sangat membuat dirinya bosan. Valen, yap itulah nama panggilannya. Di sekolah Valen adalah siswa yang pendiam, kalem dan cuek. Ia selalu menyendiri, dan menjauh dari teman-temannya entah apa yang ada dalam benaknya padahal jika dilihat Valen adalah gadis yang cantik dan pintar.. Suatu saat datanglah seorang laki-laki berwajah Tampan bernama Karel Lawadinata, dia adalah seorang murid yang telah cukup lama mengenal sekaligus mengagumi Valen. Kali ini ia datang untuk mengajak gadis ini pergi ke taman depan Komplek rumahnya, Valen mengangguk dan tersenyum tipis pertanda ia setuju dengan ajakan Karel
“Aku sayang sama kamu, kamu mau kan jadi pacarku?” Karel memegang tangan Valen dengan wajah yang terbaca. ragu-ragu ya, itulah yang kini tengah dirasakan oleh Karel ia ragu apakah cintanya akan diterima oleh Valen mengingat Valen adalah gadis yang berbeda, sifatnya nyaris tidak sama seperti gadis-gadis yang lain.
Valen terkejut dengan perkataan dan perlakuan Karel terhadap dirinya, yang ia rasakan kini jantungnya berdebar 2 kali lebih cepat dari sebelumnya keringat dingin membanjiri tubuhnya dan keningnya mulai basah dengan keringat sebesar biji jagung, wajar jika ia merasa seperti ini, karena Karel adalah cinta pertamanya, memang banyak laki-laki yang suka padanya, tapi Valen selalu menolaknya dengan alasan ingin fokus belajar, tapi tidak untuk saat ini. “Ka.. kamu serius?” Ucap Valen dengan terbata-bata,
“Apa wajahku terlihat bercanda?” Karel menatap Valen dengan mimik wajah yang aneh.
“Maaf aku ng..nggak bisa” Ucap Valen sembari menundukan kepalanya.
Karel terpaku mendengar jawaban dari Valen “Sudah kuduga” umpat Karel, ia tersenyum hambar dan menunduk lemas terlihat garis wajahnya yang menunjukan bahwa ia kecewa dan tidak puas dengan jawaban Valen.
“Maksudnya aku nggak bisa nolak” Valen menatap wajah Karel senyum di bibir Karel pun mengembang
“Makasih ya, aku sayang kamu” Ucap Karel masih belum melunturkan senyumannya
“Iyah sama-sama aku juga sayang kamu”.
Puluhan hari telah mereka lewati bersama, semenjak Valen menjalin hubungan dengan Karel sikapnya menjadi berubah, Valen yang sekarang adalah gadis yang Ceria, Baik, Ramah, bahkan sekarang ia tidak pernah menutup diri lagi, ia selalu bergaul dengan sahabat-sahabatnya prestasinya semakin hari semakin melonjak, begitu pula dengan Karel.
“Maafin aku Valen maaf aku baru ngasih tau kamu sekarang” Ucap Karel yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan kondisi kepala diperban, tangan diinfus, wajah yang pucat pasi dan tubuh yang lemas tak bertenaga. Valen tidak menggubris perkataan Karel, ia masih sibuk menghapus air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya ia merasa tenggorokannya tercekat, mulutnya terbungkam, ia merasa tidak mampu untuk menjawab pernyataan Karel.
Tiba-tiba, “Maaf sebelumnya mengganggu, saudari Valen bisa ikut saya sebentar?” Karel dan Valen mengarahkan matanya ke arah sumber suara.
Tanpa menjawab, Valen segera menuju ke dokter Leo, dokter Leo segera mengayunkan kakinya ke arah ruangannya disusul oleh Valen dari belakang.
“Silahkan duduk” Dokter Leo mempersilahkan Valen duduk sementara dirinya masih membuka sebuah lemari berwarna coklat dan meraih sebuah Map berwarna Hijau Muda.
“Karel menderita penyakit yang parah, kemungkinan dirinya bisa sembuh hanya 70 persen”, Valen hanya mengangguk lemah mungkin ia sudah tahu cerita ini dari Karel. “Karel mengidap penyakit Kanker Otak, kemungkinan umurnya hanya tinggal beberapa waktu saja karena penyakitnya sudah sampai stadium akhir maafkan saya sebenarnya saya tidak ingin menceritakan hal ini tapi, saya sadar cepat atau lambat anda pasti akan tahu” Mendengar ucapan Dokter Leo, Valen segera membekap mulutnya dengan telapak tangannya bahunya bergetar hebat Valen menangis sejadi jadinya.
Setelah beberapa bulan, Karel meninggalkan Valen. Kini ia telah berada tenang di sisi Tuhan, Valen mengantar jasad Karel ke tempat peristirahatan terakhirnya, semenjak saat itu Valen berubah, ia mengalami Depresi berat oleh karena ditinggal oleh sang Kekasih, Karel.
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar