Kamis, 13 November 2014

CERPEN - 5 DAYS IN PARIS

September, 23 2013
“menurut aku, kita break aja ya, gak kuat kalo harus LDRan gini sama kamunya”
“itu kan menurut kamu, kenapa harus break sih? Kamu masih cinta gak sama aku? Kamu masih sayang gak sama aku?”
“iya, aku masih cinta sama kamu, aku masih sayang sama kamu”
“trus kenapa kita harus break? Mana pengorbanan kamu? cinta itu butuh pengorbanan, cinta itu gak berjalan mulus gitu aja, masa baru 3 bulan aku pindah ke paris trus kamu udah bilang break aja?”
“aku gak kuat lagi”
“ya udah, susul aja aku ke paris, gampang kan?”
“gak segampang itu, aku harus pindah universitas gitu?”
“ya udah, aku tau, udah nemuin cewek baru, lebih cantik daripada aku, lebih perhatian daripada aku, lebih baik daripada aku, gak cerewet, gak bawel, gak sering ngambek”
“bu—bu—bukan itu sayang…”
“stop manggil sayang, kita break! sesuai yang kamu mau”
Menurutku, end conversation itu lebih baik daripada aku lebih terluka mendengar ucapannya. Katanya cinta, katanya sayang, tapi masa LDRan masih 3 bulan aja gak kuat, masa gak ada pengorbanan buat cintanya? BASI!!
“Dasar playboy. Kamu jahat! Jahat kamu itu melebihi nenek sihir! Kamu kejam! Kejamnya kamu itu melebihi Belanda saat menjajah Indonesia! Kamu itu udah buat hati aku sakit! Sakitnya ini melebihi apapun! I HATE YOU but Je t’aime” Gue ngomong sendiri di depan foto cowok gue eh maksudnya mantan gue, walaupun hanya break tapi menurut gue break itu kata ‘HALUS’ dari ‘PUTUS’
“Baby, what happened with you? Are you okay? You like a crazy girl baby” OMG Mama! Kamu menuduh anak mu seperti orang gila? Kejam sekali dirimu mama *lupakan*
“ehm, im okay mom, dont worry, ini cuma latihan drama buat di kelas besok” gue terpaksa bohong
“okay, good luck baby”
DAMN! Gue stress tingkat internasional, gue gak tau kenapa bisa jadi begini, tapi gue yakin cuma satu cara yang bisa gue lakuin saat ini, yaitu ‘Move On’. Sayangnya gue gak tau gimana caranya move on, gue udah cinta banget sama dia, udah 5 tahun lho kita sama sama, kok 3 bulan aja udah gak bisa? Lupakan, aku butuh refreshing.
Tempat cocok untuk ngegalau itu ya cuma di ‘eiffel’ walau gue tau di eiffel banyak orang yang berpasangan dengan mesranya berfoto di bawah menara dan mereka pasti tak kan melupakan moment itu, nah beda banget sama gue, gue lagi ‘hati retak everywhere’
Gue duduk sendirian di bangku taman yang gak jauh dari eiffel, dari tempat gue duduk udah terlihat jelas megah nya eiffel itu, bruntung gue bisa ada disini sekarang. Andai aja dia mau nyusul gue ke paris mungkin gue udah duduk berdua disini sama dia.
*percakapan ini pakai bahasa inggris, tapi anggap aja ini translatenya ya, susah mikir bikin dialog kalau pakai bahsa inggris*
“hello! Bisakah saya duduk di sebelah anda?”
“oh, yes, why not”
“thank you” Gue gak jawab lagi
“btw, kenapa kamu hanya duduk sendiri disini? Where your boyfriend?”
“im single” gue jawab jutek
“oh, kasian sekali” DAMN! Brani banget dia bilang kyak gitu sama gue, tapi gue gak jawab
“oh, im sorry, maaf jika kamu tersinggung atas ucapanku tadi” akhirnya nyadar juga
“no problem” gue terseyum manis dengan sangat terpaksa
“btw, im Ranz, from Phillippines. Nice to mee you” Gue gak nanya elu siapa, elu dari mana, ih sok kenal banget sih lu sama gue
“hei, what is your name?”
“call me azhura” gue jawab dingin. Dinginnya melebihi suhu yang ada di antartika *lupakan*
“ohh, azhura, nice to know you” dan setelah itu conversation diam sejenak…
“azhura, bisa kah kamu melihatku sebentar saja?” makin aneh aja nih orang
“untuk apa?”
“aku ingin melihat wajahmu, dari tadi kamu hanya melihat menara eiffel”
“jika aku tidak mau bagaimana?” jawab gue tanpa menoleh dari awal percakapan ini, ya iyalah orang lagi galau di ajak ngomong, mana bisa
“hm, its okay”
“hm, btw what is your name? im forget”
“you can call me Ranz, or your boyfriend maybe? Kamu kan single” ini orang mulai ngaco
“HELLO RANZ! NICE TO MEET YOU. I THINK I MUST BACK NOW. GOOD BYE!” gue menoleh ke dia dan berkata sekeras keras nya. Gue berdiri dan pergi dari bangku taman. Gue harap dia bakalan memerikan respon dan sadar bahwa orang yang dari tadi dia ajak ngomong adalah orang stress tingkat internasional yang galau karena baru putus sama pacarnya
“hope to see you tomorrow azhuraaa!!” teriaknya dari bangku taman sedangkan gue semakin cepat menjauhi bangku taman. Dia berharap akan bertemu sama gue lagi besok? GUE MALAH BERHARAP gak BAKALAN KETEMU SAMA COWOK ITU “LAGI”
September, 24 2013
Galau yang gue rasakan akibat peristiwa kemarin masih berlanjut bahkan menjadi bertambah besar begitu juga dengan stress gue, kemarin masih tingkat interasional sekarang udah jadi tingkat galaksi bimasakti itu karena mendapat tambahan tugas tugas yang diberikan sekolah
Gue pergi ke taman eiffel lagi, gue gak tau harus ngomong sama siapa untuk membuat beban beban gue hilang, pengen teriak nanti disangka orang gila, eh gue orang setangah gila saat ini
“Butuh teman?” gue menoleh ke samping gue
“what? Ranz? OMG!” kiamat kecil bagi gue
“wah, you remember me? Aku fikir kamu akan lupa dengan ku”
“no! no, I’m forget”
“haha, lelucon yang bagus azhura” ha? Dia tertawa? Gila nih orang, seharusnya dia ngerti kalau gue itu gak suka sama dia, masa belum peka juga sih? Punya perasaan gak sih nih orang
“haha” gue tertawa garing
“what happened with you? You have a trouble maybe?” ih sok kenal banget nih orang, kayak dia tau gue sejak lama, padahal kan baru ketemu kemaren eh udah sok akrab gini aja
“have a trouble? No! im single and I don’t have a trouble”
“I get it! Kamu punya masalah sama cowok kan?” gila, kenapa dia tahu?
“I don’t know” jawab gue gak semangat
“I have a something for you” yeah, gue gak peduli Ranz
“This! For you!!” dia menunjukkan sebuah ice cream di depan gue. OMG dia tau banget kalau gue bad mood gue butuh ice cream atau chocolate
“ambillah, ini untuk mu, makan ice cream ini, aku yakin masalah itu akan hilang begitu saja” gue ngambil ice cream yang ada di tangannya dan mulai membuka ice cream itu
“thanks” gue makan ice cream itu
“ayo ceritakan apa masalah mu, mungkin aku bisa membantu mu”
“hm…”
“tak usah ragu, mungkin kamu butuh seseorang yang bisa mendengarkan mu saat ini, aku disni”
“hm… aku punya masalah sama mantan, dia mutusin aku cuma gara gara dia gak kuat LDR dan selanjutnya, gue menceritakan apa yang ada di hati gue sekarang*”
“lupakan dia, masih banyak berjuta cowok di dunia ini yang bisa kamu dapatkan dengan mudah, karena menurut aku kamu itu perfect, mengapa kamu harus tetap menanti dia, tetap menunggu dia, bahkan mungkin dia sudah punya pengganti dirimu, lupakan dia” Ranz mencoba membuat gue tenang dan dia mengusap rambut gue dengan pelan, yap gue sekarang bersandar di bahunya Ranz, itu terasa nyaman bagi gue
“jika aku tetap tidak bisa melupakannya?”
“kamu pasti bisa, mungkin seseorang akan menggantikannya, aku yakin dalam waktu dekat ini” Ranz tersenyum dengan manis, senyumnya mungkin melebihi gula saking manisnya
“maybe, btw Ranz, jam berapa sekarang? Hp ku mati karena low battery”
“jam 9 pm Paris”
“OMG! Ranz I must back now. Thanks for today” gue berlari sekencang mungkin untuk sampai rumah. Rumah gue gak begitu jauh dari eiffel, mungkin mama udah menghawatirkan gue. Oh iya tugas gue juga belum selesai. DAMN”
September, 25 2013
Sepulang sekolah gue langsung ke taman tempat kemarin gue ketemu sama Ranz, kenapa gue gak pulang ke rumah dulu? Gue juga gak tau, gue bosan, kalo di rumah kenangan gue sama mantan itu terbayang mulu, kesel gue
Mungkin duduk sendirian sampai sore itu lebih mengasikkan, gue nikmati hidup gue sendiri, gue sedih sendiri, gue ketawa sendiri eh bukan gue ketawa bareng mantan, masa gue ketawa sendiri entar gue disangka orang gila lagi, bahkan sesaat gue duduk sendiri khayalan aneh selalu datang menghampiri gue
Seperti, mungkin disaat gue benar benar gak bisa ngelupain seseorang dan sudah terlalu cinta sama tuh orang, gue bakalan teriak dari taman ini dan menghadap sama eiffel, teriak sekeras mungkin gak peduli orang menganggap gue gila atau apa, gue mau ngungkapin rasa kekecawaan, kesenangan, kesedihan yang gue rasakan selama ini, atau mungkin gue bakalan panjat tuh menara eiffel trus gue teriak dari ujung menara agar orang sePARIS tau kalo gue lagi galau
Atau mungkin gue bakalan lari lari mengelilingi eiffel sambil nangis nangis— tunggu dulu, itu gak mungkin karena gue bakalan terlihat seperti idiot, setelah gue melakukan itu mungkin salah seorang dari pengunjung eiffel yang ngeliat gue langsung nelfon kantor polisi terdekat untuk membawa gue ke rumah sakit jiwa
Mungkin, gue bakalan cari cara buat meruntuhkan menara eiffel itu agar menara eiffel itu gak ada lagi, menara eiffel gak ada dan gue bkalan jadi terkenal karena sikap gila gue yang udah mau meruntuhkan eiffel— Ngggggg… mungkin sebelum menara eiffel itu runtuh gue udah ada di balik jeruji besi di bawah pengamatan FBI karena dianggap sebagai orang yang pling gila yang pernah diciptakan, bahkan kegilaan gue mungkin telah melebihi albert einstein…
Atau mungkin yang lebih gila daripada itu, gue bakalan— stop it! Gue menjadi lebih gila jika terus memikirkan hal hal gila itu, mungkin menjadi biasa biasa saja itu lebih baik..
“Hello Crazy Girl!!” sapa seseorang ke depan wajah gue
“you look so crazy, what happened with you” dia duduk di sebelah gue
“hello, kamu bisu? Bisakah menjawab pertanyaanku, crazy girl?” dia mengejek ku kagi
“HELLO COWOK ANEH! AKU BAIK BAIK SAJA DAN AKU TIDAK GILA. SARAF SARAF KU MASIH BISA BERFUNGSI DENGAN BAIK. YOU UNDERSTAND?” gue emosi
“haha, okay okay, I know. Im sorry pretty girl”
“ha, no problem”
“btw, kenapa kamu masih membawa tas sekolah?”
“dari tadi siang aku duduk disini hingga sore ini”
“benarkah? Kamu kangen denganku?”
“ha? What? Kangen? Missing you? NEVER boy”
“akan ku pastikan, suatu saat kamu akan merindukan ku!”
“kenapa kamu bisa bilang seperti itu?”
“entahlah, aku yakin saja akan hal itu”
“okay, mungkin kamu akan merasakan hal yang sama, bahkan melebihi. Kamu akan merindukan ku setiap saat”
“benarkah? Aku tidak yakin hal itu”
“itu akan menjadi nyata”
“okay okay okay, I trust you, azhura” dan diam sejenak…
Biasanya Ranz itu banyak omong, banyak ocehan, tapi kenapa hari ini dia terlihat ada masalah yang cukup berat, dia selalu mengerutkan kening nya jika ia melihat ke arah eiffel, gue ragu, dia yang hari ini, tidak terlihat seperti Ranz awal gue ketemu.
“Maybe, you have a problem boy?” gue memberanikan diri untuk menanyakan
“no”
“okay, jika kamu butuh aku—”
“boleh minta line, whats app, we chat, twitter or phone number mungkin?”
“boleh..” gue ngasih id line, whats app, we chat, twitter, and phone number ke Ranz,
“okay, thanks girl, I must go now, mungkin jika aku butuh kamu, aku akan memberi tahu-mu”
“okay” Ranz pergi entah kemana, aku yakin dia punya masalah tapi mungkin ini privacy, okay gue balik ke rumah sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar