Kamis, 13 November 2014

CERPEN - KETIKA CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN

“teng.. Teng”
Hhh selalu begini peristiwa subuh di pondok pesantren nurrohmah setiap harinya harus mendengar bel yang mungkin tak kalah merdunya dengan terompet isrofil. Seperti sekarang, semua santri yang mungkin sedang menikmati mimpinya dikagetkan dengan bel tesebut.
Dengan malas, aku pun bangun dan cepat cepat mengambil wudhu untuk melaksanakan solat subuh.
“anita bangun, sudah adzan” ujarku pada sahabatku anita. Ia pun bangun dan segera mengambil wudhu, lantas pergi bersamaku menuju masjid.
Seperti biasa, ketika adzan berkumandang, rasanya indra telingaku ingin terus mendengar lantunan yang merdu itu. Hm suara yang indah.. Siapa lagi kalau bukan suara iqbal, santriwan yang menurutku sosok yang sempurna tak heran jika banyak yang menyukainya termasuk aku. Sudah lama aku menyimpan perasaan ini namun, tak mudah untuk ku mengungkapkannya.
Di sekolah…
“iqbal nanti istirahat kita kerjain pr fiqih bareng yu!” ujar vera yang memang akhir akhir ini terlihat dekat dengan iqbal
“iya insya allah” sahut iqbal sambil melemparkan senyumnya yang manis.
Aku hanya bisa terdiam dan sedikit cemburu melihat keduanya yang sangat akrab.
Ketika istirahat… Ternyata benar mereka berdua tampaknya sedang belajar bersama.
“iqbal.. Andai kau tau isi hatiku yang bahkan saat ini sedang merasakan sakit dan panas hati” ujar batinku, ingin rasanya batin ini menjerit.. Dan akhirnya, tak terasa air mataku jatuh berlinang.. Anita yang saat itu berada di dekatku, langsung memeluku dan sepertinya ia tau perasaanku saat ini.
“marsha, sudahlah jangan menangis.. Allah melihat kita. Dan ingatlah cinta yang hakiki, cinta yang sejati, hanya untuk allah bukan untuk hambanya yang sama sekali tidak memberi kita apa-apa” ujarnya mengingatkanku
“kamu bisa berbicara seperti itu karena kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini nit” ujarku dengan sedikit emosi, ia pun hanya bisa terdiam.
Hari demi hari berlalu.. Akhirnya, terungkap sudah bahwa memang di antara iqbal dan vera menyimpan hubungan dan sekarang mereka harus menerima hukuman yang harus dijalani
Begitulah hidup’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar