Kamis, 13 November 2014

CERPEN - MUTIARA HATI

Saat aku melihat fotonya di handphoneku, aku merasa begitu bangga karena aku mempunyai seseorang yang bisa membuat aku bangkit dari keterpurukanku.
Bagaikan tanaman yang layu disiram air hujan apabila aku bertemu dengannya. Setelah aku terpuruk dalam penyakit yang ku derita ternyata masih ada yang bisa membuat aku tersenyum menjalani hari-hariku.
Memang mutiara hati itu tak akan pernah terkalahkan oleh obat apapun di dalam hidupku.
Namun sayang dibalik indahnya hari-hariku masih terdapat banyak sekali halangan untuk bertemu dengan sang pujaan hatiku itu. Terhambat akan restu dari orangtua kekasih, hambatan waktu, serta keadaan aku dan dia terlalu jauh berbeda. Kalau diibaratkan aku dengannya seperti lagu dari penyair lawas, yaitu anak keju dan anak singkong. Memang aku dan dia memang sangat jauh berbeda bagai langit dan bumi. Dari kejadian itu aku bertekad untuk membangun cita-citaku agar aku bisa mendapatkan restu dari kedua orangtuanya.
Dia itu gadis yang amat baik, cantik, pengertian dan sopan. Dari sifatnya itu aku begitu ingin memiliki dan pertahankannya. Aku sadar aku bukan apa-apa di mata orangtuanya. Namun tiada sedikit pun sifat orangtuanya dia warisi. Bahkan saat aku sakit dia mencoba untuk selalu ada untuk ku.
Hari ulang tahunnya 18 desember lalu, aku mencoba memberikan hal yang terbaik untuknya, namun semua itu hanya angan-anganku saja. Aku mengecewakannya, karena aku tinggalkan dia keluar kota. Aku sangat menyesal dengan semua itu, aku pun menjadi lelaki yang cengeng mengucapkan selamat ulang tahun hanya dari telepon sambil berlinang air mata. Malam itu pun aku memberitahu dia tentang apa yang akan aku lakuin setelah lulus sekolahku. Aku ceritakan semua enek-uneku padanya, sampai-sampai dia pun ikut nangis. Sungguh malam itu jadi malam yang spesial karena kado ultahnya adalah air mata. Tekadku sudah bulat untuk bekerja di cruise line (kapal pesiar) internasional. Di balik air matanya ternyata dia menyimpan jutaan dukungan buataku.
Aku merasakan kasih sayang yang begitu besar darinya. Aku pun membalasnya dengan penuh pengorbanan dari hatiku sendiri.
Jujur dulu aku adalah seorng play boy, tapi saat ini udah gak lagi. Aku udah gak play boy udah berubah total, itu semua karena dia sang mutiara hatiku yang begitu istimewa di dalam hatiku. Dia itu bagai obat disaat aku sakit, dia itu bagai pelita saat aku kegelapan, dia itu air saat aku kehausan. Aku berjanji untuk selalu menyayanginya selamnya sampai akhir hayatku. Aku gak mau dia menangis apalagi sakit hati dan terluka.
Mutiaraku tetaplah engkau berada di cangkang hatiku untuk selamanya..!
Tetaplah jadi yang terbaik untuk aku. Aku selalu ada di dalam hatimu begitu pula aku. Apabila aku pernah menyakiti hatimu mohon lupakanlah semua itu! Mungkin nanti jika sudah tiba saatnya aku pergi jauh aku kan bawa semua tentangmu di hatiku. Kan ku jadikan semangat untuku di lautan sana. Aku janji kembalinya hanya untukmu rieyx mutiara hatiku yang terindah. Cintaku sayangku diriku, semua untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar